BAB I
PENGENDALIAN INTERNAL TRANSAKSI KAS
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat menyusun laporan rekonsiliasi
bank dan pengoperasian kas kecil yang
terdiri pembentukan, penggunaan dan pengisian kembali.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan prosedur-prosedur pengendalian intern
yang diperlukan perusahaan.
2. Menjelaskan prosedur pengendalian intern untuk
melindungi penerimaan kas dan pengeluaran kas.
- Menjelaskan mengapa saldo kas menurut laporan bank
dan saldo kas menurut pembukuan perlu direkonsiliasi serta dapat membuat laporan rekonsiliasi Bank
- Menjelaskan pengoperasian kas kecil dan pat membuat
jurnal untuk mencatat transasksi-transaksi tersebut.
BAB I
PENGENDALIAN INTERNAL TRANSAKSI KAS
Pengendalian Internal adalah
suatu rencana organisasional semua tindakan yang dilakukan perusahaan untuk :
- Mengamankan Aset
- mendorong diikutinya kebijaksanaan perusahaan.
- Mendorong
efisiensi operasional
- Menjamin ketepatan dan dapat dipercaya
catatan-catatan akuntansi.
Sistem Pengendalian Yang Efektive
- Personalia yang kompeten, dapat dipercaya, beretika.
- Tugas Pertanggungjawaban
- Pemberian kuasa yang tepat
- Pembagian tugas
- Audit internal dan ekternal
- Dokumen dan catatan
- Alat – alat elektronik
Pengendalian Internal Terhadap Kas
Kas adalah uang tunai baik kertas
maupun uang logam simpana uang di bank yang
setiap saat dapat diambil
(Simpana Giro) dan bentuk-bentuk lainnya yang mempunyai sifat seperti uang.
Pengawasan terhadap Kas
Untuk menghindari pengelapan setiap perusahaan perlu mengadakan sistem
kontrol intern yang baik terhadap kas perusahaan.
Penerimaan Kas
- Diadakan pemisahan fungsi antara pengelola kas dan
pencatatan kas.
- Setiap
penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank
- Setiap hari harus dibuat laporan mengenai penerimaan
kas
Pengeluaran kas
- Setiap pengeluaran kas harus menggunakan cek yang
ditandatangai oleh pihak yang berwenang, kecuali untuk pengeluaran kas
yang jumlahnya relatif kecil dibayar dengan kas kecil.
- Diadakan pemisahan fungsi antara pengelola kas, yang
menotorisasi pengeluaran dan yang mencatat pengeluaran kas.
- Setiap hari harus dibuat laporan mengenai pengeluaran
kas.
Rekening Bank Sebagai Alat Pengendali
Menyimpan uang di Bank merupakan salah satu
pengendalian internal karena bank telah berpengalaman dalam mengamankan kas
Dokumen dokumen
yang digunakan untuk mengandalikan rekening bank :
- Kartu Tanda Tangan
Bank mengharuskan nasabah
yang berhak melakukan transaksi melalui rekening bank untuk menandatangani
kartu tanda tangan.
- Formulir Setoran
Bank menyediakan
formulir standar sebagai formulir
setoran.
- Cek
Cek
Adalah suatu dokumen yang memerintah bank untuk membayar orang atau perusahaan
yang ditunjuk sejumlah uang kas.
- Rekening Koran
Rekening Koran
memperlihatkan nilai sisa awal dan awal periode tersebut, daftar transakai yang
terjadi termasuk cek yang dibatalkan.
- Electronic Fund Transfer ( Transfer Dana Elektronik)
Merupakan suatu system yang bergantung pada nadi
elektronik untuk melakukan transfer kas
- Rekonsiliasi Bank
Ada dua macam catatan tentang uang kas
perusahaan . Rekening kas pada buku besar perusahaan itu sendiri dan laporan
rekening Koran yang menyatakan tentang jumlah rupiah yang sesungguhnya dimiliki
perusahaan itu pada bank. Jika pada catatan perusahaan menunjukan nilai yang
berbeda dengan catatan bank maka akuntan menjelaskan sebab –sebab terjadinya
perbedaan antara kedua catatan tersebut
dinamakan rekonsiliasi bank.
REKONSILIASI BANK
Adalah suatu
skedul yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan kas bank dan catatan
kas perusahaan.
Hal – hal yang
menyebabkan perbedaan antara saldo di Bank dan Buku Perusahaan.
1.
Sudah dicatat oleh Perusahaan tetapi belum dicatat oleh
Bank
- Setoran dalam perjalanan
- Cek dalam Peredaran
2.
Sudah dicatat oleh Bank
tetapi belum dicatat oleh Perusahaan
- Incaso. Bank kadang – kadang menerima uang untuk
kepentingan nasabah, misalnya penagihan uang kas oleh bank atas wesel tagih dan pendapatan bunganya untuk nasabah.
- Electronik Fund Transfer. Bank dapat saja
menerima atau membayar kas atas
nama nasabah melalui EFT.
- Beban Pelayanan. Biaya bagi bank untuk mengolah
transaksi nasabah.
- Pendapatan Bunga atas rekening checking
- Cek kosong
yang diterima dari pelanggan. Jika nilai sisa bank si pembuat cek tidak
mencukupi untuk membayar cek tersebut.
- Biaya Percetakan Cek
- Cek yang ditagih, disetorkan dan dikembalikan kepada
penerima karena sebab-sebab lain selain cek kosong. Yaitu rekening nasabah
pembuat cek sudah ditutup, tanggal yang sudah kedaluarso, tanda tangan
tidak sah dan sebab lainnya.
3.
Kesalahan baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun
bank.Misalnya kesalahan menulis nominal atau bank secara tidak sengaja mendebet
atau mengkredit rekening perusahaan lain.
Langkah – langkah
dalam membuat rekonsiliasi bank
1. Dimulai dengan membandingkan antara saldo rekening bank dan saldo
perusahaan.
2. Menambahkan pada atau mengurangkan dari saldo bank hal-hal
yang nampak pada buku perusahaan tetapi belum nampak pada rekening Koran
3. Menambahkan pada atau mengurangkan dari
saldo buku hal-hal yang nampak pada rekening Koran tetapi belum nampak pada
buku perusahaan.
4.
Menghitung saldo bank yang telah disesuaikan dan saldo
buku yang telah disesuaikan. Keduanya harus sama besar.
5.
Membuat jurnal dari setiap hal nomer 3 yaitu yang sudah
dicatat oleh bank tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan.
6.
Memperbaiki semua kesalahan pencatatan pada buku dan
memberitahukan bank mengenai kesalahan yang dibuat oleh bank.
Contoh :
Data mengenai kas CV. ERY
yang disimpan di Bank Wisma Desember 2002
|
Buku Perusahaan
|
Rekening Koran
|
Saldo Akhir
Setoran Tunai
Pengeluaran dengan Cek
Penagihan Piutang Wesel
Bunga Wesel
Biaya Administrasi
Pendapatan jasa
|
Rp 60.500.000,-
Rp 85.000.000,-
Rp 52.700.000,-
|
Rp 67.362.500,-
Rp 80.500.000,-
Rp 49.500.000,-
Rp 7.500.000-
Rp 112.500,-
Rp 200.000,-
Rp 750.000,-
|
CV ERY
Laporan Rekonsiliasi bank
Per
31 Desember 2002
Buku
Tambah
Penagihan piutang wesel
Pendapatan bunga
Pendapatan jasa
Kurang
Saldo
kas yang benar
|
60.500.000
|
Bank
Tambah
Setoran
Dalam Perjalanan
Kurang
Cek
Beredar
Saldo
kas yang benar
|
67.362.500
4.500.000
+
71.862.500
3.200.000
68.662.500
|
Jurnal yang terkait : 31 Desember
2002
Piutang Wesel Rp 7.500.000,-
Pendapatan Bunga Rp 112.500,-
Pendapatan jasa Rp 750.000,-
Biaya Administrasi Rp 200.000,-
Kas Rp 200.000,-
Kas Kecil
Kas diperusahaan yang disediakan
untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang
tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Kas kecil dipercayakan kepada
pemegang kas kecil (Kasir Kas Kecil) yang bertanggung jawab terhap pengelolaan
kas kecil.
Dalam hubungannya dengan Kas Kecil dikenal dengan 2 sistem yaitu :
- Metode Impres
( Sistem Dana Tetap)
Jumlah dalam
rekening selalu tetep, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil
untuk membentuk dana kas kecil.
- Metode
Fluktuasi
Jumlah dalam
rekening kas kecil yang tidak tetap, tetapi berfluktuatif sesuai dengan jumlah
pengisian kembali dan pengeluaran dari kas kecil.
Pengoperasian Kas Kecil
- Pembentukan
- Pemakaian
- Pengisian Kembali.
Metode Impres
|
Metode Fluktuasi
|
Pembentukan
Kas Kecil
Kas
Pemakaian
Tidak dijurnal
Pengisian
kembali
Biaya-biaya
Kas
Tidak diisi
kembali
Biaya-biaya
Kas Kecil
|
Pembentukan
Kas Kecil
Kas
Pemakaian
Kas Kecil
Pengisian
kembali
Kas Kecil
Kas
-
|
Contoh
1 Maret 2001 dibentuk kas kecil sebesar Rp 120.000,-. Transaksi pengeluaran menggunakan kas kecil :
- Dibayar biaya pos dan giro Rp 20.000,-
- Dibayar biaya Tansportasi Rp 15.000,-
- Dibayar biaya foto copy Rp 35.000,-
- Biaya konsumsi rapat
Rp 15.000,-
- Biaya Koordinasi Rp 25.000,-
Jika akhir bulan :
a. Dilakukan pengisian kembali sejumlah yang
dikeluarkan.
b.
Tidak dilakukan pengisian kembali.
Metode
Impres
|
Metode
Fluktuasi
|
|
Pembentukan
1 Maret :
Kas Kecil 120.000
Kas 120.000
Pemakaian -
Pengisian kembali
31 Maret :
Bi. Pos +
Giro 20.000
Bi. Tanspor 15.000
Bi F. Copy 35.000
Bi. Kansumsi 15.000
Bi Koordinasi 25.000
Kas 110.000
Jika tidak diisi kembali
Bi. Pos +
Giro 20.000
Bi. Tanspor 15.000
Bi F. Copy 35.000
Bi. Kansumsi 15.000
Bi Koordinasi 25.000
Kas Kecil 110.000
|
Pembentukan
1 Maret :
Kas Kecil 120.000
Kas 120.000
Pemakaian
Bi. Pos +
Giro 20.000
Bi. Tanspor 15.000
Bi F. Copy 35.000
Bi. Kansumsi 15.000
Bi Koordinasi 25.000
Kas Kecil 110.000
Pengisian kembali
31 Maret :
Kas Kecil 110.000
Kas 110.000
-
|
|
Latihan Soal
Soal 1.
Pada awal tahun
2006, PT Nadia memutuskan membentuk kas kecil dengan jumlah
sebesar Rp 2.400.000,-, untuk keperluan pembayaran dan pengeluaran harian yang jumlahnya relatif
kecil. Pengisian kembali dilakukan satu
bulan sekali yaitu setiap tanggal 25 dengan menggunakan sistem impres.u
Pada tanggal 25 Desember 2006 (pada waktu
pengisian kembali) perusahaan memutuskan untuk menaikkan saldo kas kecil
menjadi Rp 3.000.000,-. Kondisi kas kecil tanggal tersebut menunjukkan :
Uang Tunai Rp 190.000-
Bukti bukti Pengeluaran :
Beban Perjalanan Dinas Rp 700.000,-
Beban
telepon dan telex Rp 610.000,-
Beban Rapat Rp 500.000,-
Macam-macam
beban Rp 400.000,-
Perusahaan melakukan tutup buku pada
tanggal 31 Desember. Bukti- bukti pengeluaran kas kecil selama 5 hari terakhir
menunjukan informasi sebagai berikut :
Beban perjalanan dinas Rp 400.000,-
Beban rapat dan pertemuan Rp 250.000,-
Macam-macam beban Rp 280.000,-
Diminta : Buatlah jurnal untuk mencatat
pembentukan kas kecil, pengisian kembali dan penyesuaian per 31 Desember 2006
serta bukukanlah dalam rekening kas kecil.
Soal 2
Kas kecil dan jurnal CV. Amalan menggunakan metode impres untuk mengelola kas
kecil, setiap hari sabtu kas kecil diisi kembali menjadi sejumlah Rp 300.000,-.
Data pengeluaran kas kecil untuk 2 seminggu yang berakhir pada tanggal
22 & 29 Desember 2007 sebagai berikut :
|
22 Des 07
|
29 Des 07
|
31 Des 07
|
Biaya Transpor
Lokal
Biaya Reparasi
Biaya Rapat
Biaya Lain lain
|
Rp100.000,-
Rp 80.500,-
Rp -
Rp 75.500,-
|
Rp 89.400,-
Rp 50.600,-
Rp 90.000,-
Rp 70.000,-
|
Rp 40.500,-
Rp 40.500,-
Rp 20.800,-
Rp 17.200,-
|
Diminta :
·
Membuat jurnal Pengisian kembali kas kecil
tanggal 22 Des 07
·
Membuat jurnal pengisian kas kecil 29 Des dengan
jumlah dinaikkan menjadi Rp 350.000,-
·
Membuat Jurnal penyesuaian tanggal 31 Des
07
Soal 3
Saldo Kas PT AA
per 30 April 2008 menurut kas perusahaan adalah 18.105.000,- dan meurut laporan
rekening koran adalah 17.650.000,- Perbandingan terhadap masing-masing dokumen
menunjukan perbedaan sebagai berikut :
Cek Beredar
EFT untuk Biaya telepon
EFT pembayaran utang dari pihak
lain
Pendapatan Jasa Giro
Biaya Administrasi
Setoran Dalam Perjalanan
Salah mencatat Cek untuk pembelian tunai
Rp 1.500.000,- oleh perusahaan
dicatat sebesar Rp 150.000,-
|
Rp 1.000.000,-
1.100.000,-
5.000.000,-
17.500,-
22.500.-
4.000.000.-
1350.000,-
|
Diminta : Buatlah Laporan Rekonsiliasi Bank dan
jurnalnya
BAB
II
TAGIHAN
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat menyusun akuntansi untuk piutang
dagang dan piutang wesel.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
- Meyebutkan berbagai jenis piutang dan pencatatannya
- Menggunakan
metode cadangan dalam untuk piutang
yang tidak tertagih.
- Menaksir jumlah
kerugian piutang yang tidak tertagih dengan menggunakan metode persentase
dari penjualan, persentase dari saldo piutang dan pendekatan metode umur piutang.
- Menggunakan metode penghapusan langsung untuk piutang
yang tidak tertagih
- Melakukan
perhitungan – perhitungan yang berhubungan
dengan piutang wesel
BAB II
TAGIHAN
Tagihan adalah klaim perusahaan atas uang,
barang dan jasa terhadap pihak-pihak lain.
Klasifikasi
Tagihan :
1.
Tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis
disebut Piutang Dagang / usaha.
2.
Tagihan yang didukung oleh janji tertulis adalah
Piutang Wesel
PIUTANG DAGANG
Adalah piutang
yang timbul dari penjualan barang / jasa perusahaan secara kredit, dalam rangka
kegiatan usaha perusahaan.
Penilaian Piutang
Piutang
dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak dapat diterima.
Faktor-faktor
yang menyebabkan berkurangnnya nilai piutang adalah piutang yang tidak dapat
ditagih. Akuntansi untuk mencatat piutang yang tidak tertagih ada dua
pencatatan :
1.
Metode Pencatatan Langsung.
Kerugian piutang diakui
pada saat benar-benar terjadi piutang tidak dapat ditagih
Kerugian Piutang xxx
Piutang dagang xxx
2.
Metode Cadangan / Taksiran
Pada akhir periode dilakukan penaksiran jumlah
kerugian piutang.
Kerugian Piutang xxx
Cadangan Kerugian Piutang xxx
Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah kerugian piutang:
- Jumlah penjualan
Dilakukan dengan
mengalikan prosentase tertentu dari penjualan periode tersebut.
- Saldo piutang
Dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1.
Cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari dari
saldo piutang.
2. Cadangan ditambah dengan persentase
tertentu dari saldo piutang
3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah
tertentu yang dihitung dengan menganalisa umur piutang
Menaksir Cadangan Kerugian Piutang dari
Saldo Piutang
Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2000, rekening saldo piutang
menunjukan jumlah Rp 7.500.000,- , rekening saldo cadangan kerugian piutang
bersaldo kredit Rp 10.000,-. Kerugian piuang ditaksir 1 % dari saldo piutang
Jumlah cadangan dinaikkan sampai
persentase tertentu dari dari saldo piutang
Jurnal 31 Des 2000
Kerugian piutang Rp
65.000,-
Cadangan
Kerugian Piutang Rp
65.000,-
Cadangan Kerugian Piutang
Saldo Rp 10.000,-
31/12 Rp 65.000,-
Rp
75.000
Penyajian Dalam Laporan Posisi Keuangan
Piutang Dagang Rp
7.500.000,-
Cad. Kerugian Piutang Rp
75.000,-
Rp
7.425.000,-
Cadangan
ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
Jurnal 31 Desember 2000
Kerugian Piutang Rp
75.000,-
Cad.
Kerugian Piutang Rp
75.000,-
Cadangan Kerugian Piutang
Saldo Rp 10.000,-
31/12 Rp 75.000,-
Rp
85.000,-
Penyajian Dalam Laporan Posisi Keuangan
Piutang Dagang Rp
7.500.000,-
Cad. Kerugian Piutang Rp
85.000,-
Rp
7.415.000,-
Analisa Umur Piutang
1.
Piutang masing-masing pelanggan harus dikelompokkan
antara yang sudah jatuh tempo dan yang belum jatuh tempo.
2.
Piutang yang sudah jatuh tempo dikelompokkan
berdasarkan jangka waktu jatuh temponya.
3.
Setiap jangka waktu jatuh tempo ditentukan persentase
kerugian piutangnya.
Contoh : Saldo Piutang PT Diaswati per 31 Desember
1985 sebesar Rp 6.000.000,- yang terdiri sebagai berikut :
Nama Debitur
|
Saldo Piutang 31/12/1985
|
Tanggal jatuh Tempo
|
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
|
Rp 800.000
200.000
750.000
250.000
350.000
1.000.000
450.000
1.250.000
300.000
650.000
|
19 Nov 85
5
Des 85
3 Juli
85
23 Des 85
20 Nov 85
23 Jan
86
6
Feb 86
15 Des 85
5
Ags 85
13 Okt 85
|
Membuat
Tabel Umur Piutang
Nama
DBT
|
Saldo Piutang
|
Belum Jt. Tempo
|
Lewat Jatuh
Tempo
|
1-30
|
31-60
|
61-90
|
>
90
|
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
|
Rp 800.000
Rp 200.000
Rp 750.000
Rp 250.000
Rp 350.000
Rp1.000.000
Rp 450.000
Rp1.250.000
Rp 300.000
Rp 650.000
Rp6.000.000
|
1.000.000
450.000
1.450.000
|
200.000
250.000
1.250.000
1.700.000
|
800.000
350.000
1.150.000
|
650.000
650.000
|
750.000
300.000
1.050.000
|
Penggolongan umur piutang dan
besarnya prosentase kerugian piutang
Golongan Umur Piutang % Kerugian
Belum Jt. Tempo 0,5
Sudah Jt. Tempo
- 1 - 30 hari 2
- 31 - 60 hari 5
- 61 - 90 hari 10
- > 90 hari 20
Menghitung Taksiran Kerugian
Piutang
Kelompok Umur
Piutang
|
Jumlah
|
% Kerugian
Piutang
|
Taksiran
Kerugian Piutang
|
Belum Jt. Tempo
Sudah Jt. Tempo
1
- 30 hari
31
- 60 hari
61
- 90 hari
> 90
hari
J u m l a h
|
1.450.000
1.700.000
1.150.000
650.000
1.050.000
6.000.000
|
0,5
2
5
10
20
|
7.250
34.000
57.000
65.000
210.000
373.000
|
Taksiran Kerugian Piutang
Des. 31 Kerugian Piutang Rp 373.750
Cad. Kerugian Piutang Rp 373.750
Penghapusan
Piutang Dengan Metode Cadangan
Cadangan kerugian dicatat/ ditaksir
pada akhir periode, maka jika terjadi piutang dinyatakan tidak tertagih jurnal yang dibuat :
Cadangan Kerugian Piutang Rp
xxx
Piutang
Dagang Rp
xxx
Penerimaan Kembali Piutang Yang
Telah Dihapus
Piutang yang semula sudah dihapus,
kemungkinan dapat diterima kembali.
Metode Cadangan
Piutang Dagang Rp xxx
Cadangan Kerugian
Piutang Rp xxx
Kas Rp
xxx
Piutang Dagang Rp
xxx
Atau
Kas Rp
xxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp xxx
Metode Peghapusan Langsung
Dibagi menjadi dua, jika penerimaan
kembali piutang yang telah dihapus terjadi :
- Dalam periode yang sama dengan piutang tersebut
dihapus
Piutang Dagang Rp xxx
Kerugian Piutang Rp
xxx
Kas Rp xxx
Piutang Dagang Rp
xxx
- Dalam periode setelah piutang tersebut dihapus
Piutang Dagang Rp xxx
Penerimaan
Kembali Piutang Rp
xxx
Kas Rp
xxx
Piutang
Dagang Rp
xxx
PIUTANG WESEL
Piutang wesel adalah piutang yang didukung oleh surat perjanjian yang menjelaskan tentang
nilai , periode, bunga dan saat jatuh
tempo. Surat perjanjian tersebut berupa wesel dan promes. Wesel dalah surat berharga
yang berisi perintah dari pembuat surat kepada
wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut dalam surat tersebut. Promes
adalah surat
janji membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Perbedaan antara
Wesel dan
Promes adalah sebagai berikut :
Wesel
|
Promes
|
a.
Surat
perintah untuk membayar
b.
Penarik dan yang berkepentingan terdiri dari dua
pihak
c.
Yang membuat adalah pihak yang mempunyai piutang
d.
Memerlukan akseptasi
|
a.
Surat
janji membayar
b. penarik dan yang berkepentingan berada
pada satu tangan
c.
yang membuat adalah pihak yang berhutang
d.
Tidak memerlukan akseptasi
|
Penentuan
Tanggal Jatuh Tempo
Suatu tanggal
dimana piutang wesel
harus dibayar. Saat jatuh tempo piutang wesel
dinyatakan dengan tiga cara yaitu :
1. Atas penagihan , artinya pihak tertarik akan
membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang wesel.
2
Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh tempo
tertulis secara eksplisit dalam surat wesel.
3
Pada akhir masa tertentu., artinya setelah sekian hari,
misal setelah empuluh hari wesel
tersebut harus dibayar.
Menghitung
Tanggal Jatuh Tempo (Dalam hari)
Jika jangka
waktu wesel
dinyatakan dalam hari, harus dihitung jumlah hari secara tepat sehingga dapat
ditentukan tanggal jatuh temponnya.
Contoh : sebuah wesel diterbitkan tanggal
17 Juli 2002, jangka waktu 60 hari maka
tanggal jatuh temponya adalah 15 September.
Jangka waktu wesel 60
hari
Juli 14
Agustus 31
+
45
-
September 15
Jenis wesel
ada dua macam yaitu :
1
Wesel
berbunga adalah didalam surat wesel disebutkan tingkat bunga tertentu.
2
Wesel
tanpa bunga adalah didalam surat wesel tidak disebutkan tingkat bunga tertentu.
Perhitungan
Bunga
Nilai Nominal Wesel
|
X
|
Tingkat Bunga
/ Th
|
X
|
Jangka Waktu
|
=
|
Bunga
|
Akuntansi
Piutang Wesel
Pengakuan Wesel
Timbulnya suatu
piutang wesel bersamaan dengan transaksi
penjualan secara kredit , pemberian pinjaman dan perubahan dari piutang dagang
menjadi piutang wesel.
a) Piutang wesel dari penjualan secara kredit
Piutang Wesel Rp
xxx
Penjualan Rp
xxx
b)
Piutang wesel
dari pemberian pinjaman
Piutang Wesel Rp
xxx
Kas Rp
xxx
c)
Piutang wesel
dari perubahan piutang dagang
Piutang Wesel Rp
xxx
Piutang
Dagang Rp
xxx
Penyelesaian Piutang Wesel
Suatu wesel
dikatakan lunas apabila wesel
dibayar penuh pada saat jatuh temponya. Jumlah yang dilunasi meliputi nilai
nominal wesel dengan bunga selama jangka waktu wesel itu.
Contoh : PT
Galindra pada tanggal 1 Juni 2002 menerima selembar promes dari PT Gala dengan
nilai nominal Rp 1.000.000,-, bunga 9% jangka waktu empat bulan . Bunga = Rp 30.000,- (Rp 1.000.000,- X 9% X
4/12) dan nilai jatuh tempo adalah Rp
1.030.000 ( Rp 1.000.000,- + Rp 30.000,-)
Okt 1 Kas Rp
1.030.000,-
Piutang
Wesel Rp
1.000.000,-
Pendapatan
Bunga Rp 30.000,-
Piutang Wesel Tak dapat Ditagih
Suatu wesel
dikatakan tidak dapat ditagih apabila wesel
tersebut tidak dibayar penuh pada tanggal jatuh temponya. Wesel yang tidak dapat ditagih harus diubah
menjadi piutang dagang. Sebagai contoh pada tanggal 1 Oktober PT Gala tidak melunasi kewajibannya :
Okt 1
Piutang Dagang Rp
1.030.000,-
Piutang Wesel Rp 1.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp 30.000.-
Pendiskontoan
Wesel
Surat
wesel adalah surat
berharga yang dapat dipindahtangankan artinya wesel tersebut bisa dialihkan atau
dijual dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang
lain untuk mendapatkan kas. Jadi pendiskontoan wesel
adalah penjualan piutang wesel sebelum tanggal
jatuh temponya atau meminjam uang dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan
pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan selama jangka waktu
diskonto. Periode diskonto adalah saat wesel
dialihkan sampai dengan jatuh tempo wesel.
Bunga Diskonto
|
=
|
Nilai Jatuh Tempo
|
X
|
Tarif diskonto
|
X
|
Periode Diskonto
|
Contoh : PT
Sannia mempunyai piutang wesel dari penjualan
secara kredit kepada PT Mania tertanggal 20 Oktober 2002, Nominal wesel Rp 1.500.000,-,
bunga 10 % jangka waktu 90 hari. Pada 9 Desember wesel tersebut didiskontokan ke Bank Buana
dengan diskonto 12% .Perhitungan Nilai Wesel Diskonto :
Nilai Nominal Wesel
Bunga (1.500.000 x 10%x 90/360)
Nilai Jatuh Tempo Wesel
Diskonto (1.537.500 x 12% x 40/360)
Harga Jual Wesel
|
Rp 1.500.000,-
Rp
37.500,-+
Rp 1.537.500,-
Rp ( 20.500,-)-
Rp 1.517.000,-
|
Dalam perhitungan diatas perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Diskonto dihitung dari nilai
jatuh tempo (Nilai nominal ditambah bunga).
2.
Periode diskonto dihitung mundur
kebelakang mulai dari tanggal jatuh tempo sampai tanggal pendiskontoan.
20 Okt 2002
Nominal
1.500.000,- +
|
90 hari
Bunga
37.500,- =
|
18 Jan 2003
Nilai Jatuh Tempo
1.537.500,-
|
9 Des 2002
Didiskonto
1.517.500,- =
|
40 hari
Diskonto
20.500,- -
|
18 Jan 2003
Nilai Jatuh Tempo
1.537.500,-
|
Jurnal pada saat pendiskontoan
Wesel (9 Desember 2002)
Des. 9
Kas Rp
1.517.500,-
Piutang Wesel Rp 1.500.000,-
Pendapatan
Bunga Rp 17.000,-
Penyajian
Piutang Dalam Laporan Posisi Keuangan
Apabila perusahaan mempunyai beberapa jenis piutang, maka dalam Laporan
Posisi Keuangan piutang harus diklasifikasikan menurut jenisnya.
Piutang :
Piutang Wesel
Piutang Dagang
Piutang Lain-lain
Total Piutang
Kurangi :
Cadangan Kerugian piutang
Piutang Bersih
|
Rp
1.500.000,-
Rp
5.000.000,-
Rp 3.500.000,-
Rp
10.000.000
Rp 200.000,-
Rp 9.800.000,-
|
Latihan
Soal :
Soal 1
PT Bintang
Asia pada tanggal 25 April 2005 menerima sebuah promes dari Tuan Sandro untuk menggantikan Utangnya
sebesar 16.000.000,-yang berasal dari pembelian barang dagangan yang terjadi
sebulan yang lalu. Promes tersebut
berjangka waktu 120 hari, Tingkat bunga 11 % pertahun. Pada tanggal 20 Juni
2005. PT Bintang Asia mendiskontokan promes
tersebut ke Bank Permata dan dikenai
diskonto 12 % pertahun. Pada saat jatuh tempo dilunasi (1 Tahun = 365 hari)
a) Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi
yang dilakukan oleh PT Bintang Asia, Tuan Sandro dan Bank
Permata Hati
b)
Tunjukan perhitungannya.
Soal 2
Saldo
rekening Piutang dagangdan cadangan kerugian piutang pada tanggal 1 Januari
2008 adalah :
Piutang dagang Rp
18.750.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp 937.500,-
Transaksi selama tahun 2008
- Penjualan secara kredit Rp 170.000.000,-
- Retur dari penjualan secara kredit Rp 300.000,-
- Penerimaan kas dari penjualan secara kredit Rp 172.600.000,-
- Penerimaan
kembali piutang yang sudah dihapus tahun lalu Rp 250.000,-
- Penghapusan
piutang yang tidak tertagih Rp 850.000,-
- Perusahaan menggunakan metode prosentase saldo piutang ( cadangan dinaikan sampai
% tertentu dari saldo piutang) dalam menghitung cadangan kerugian piutang
sebesar 5 %.
Buatlah
·
Buatlah
jurnal untuk transaksi tahun 2008
·
Posting
ke rekening piutang dagang, cadangan kerugian piutang Penyajian dalam Laporan
Posisi Keuangan per 31 Desember 2008
BAB III
PERSEDIAAN
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat melakukan pencatatan untuk persediaan barang
dagangan dan melakukan perhitungan persediaan.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah
mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat :
- Menjelaskan tentang pentingnya persediaan di dalam
perusahaan
- Mencatat persediaan dengan metode fisik dan
perpetual.
- Menggunakan empat metode penilaian persediaan yaitu
metode harga pokok spesifik, metode rata rata tertimbang, metode masuk
pertama keluar pertama dan metode masuk terakhir keluar pertama.
BAB III
PERSEDIAAN
Persediaan
barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam penentuan harga pokok
penjualan pada perusahaan dagang eceran maupun perusahaan partai besar.
Persediaan meliputi barang- barang nyata yang dimiliki perusahaan dengan tujuan
untuk dijual kembali.
Macam – macam
Persediaan
- Persediaan
Barang Dagangan untuk perusahaan dagang.
- Perusahaan industri berupa persediaan bahan metah, persediaan
barang dalam proses dan persediaan barang jadi
Arti Penting Persediaan
Persediaan
mempunyai arti penting dalam perusahaan karena mempunyai kedudukan ganda yaitu
sebagai unsure harga pokok penjualan di
dalam Laporan Laba Rugi dan sebagai unsur aset lancar di dalam Laporan Posisi
Keuangan.
Metode Pencatatan Persediaan
Untuk mencatat
jumlah persediaan di dalam perusahaan ada 2 cara :
- Metode Fisik atau Periodik
Dalam
metode ini jumlah persediaan akhir periode ditentukan dengan cara perhitungan
secara fisik, sehingga besarnya persediaan hanya diketahui setiap akhir periode
setelah dilakukan perhitungan fisik.
- Metode Perpetual atau Mutasi
Dalam metode ini
perusahaan selalu mengadakan pencatatn baik pembelian, pemakaian dan penjualan,
sehingga setiap saat dapat diketahui secara tertulis jumlah persediaan dan
mutasinya.
Perhitungan Persediaan
Setiap akhir
periode perusahaan melakukan penilaian atas persediaan guna kepentingan
penyusunan laporan keuangan. Persediaan pada dasarnya dinilai berdasarkan harga perolehan, akan tetapi
masih ada penilaian yang lain yaitu berdasarkan taksiran dan harga pasar yang
lebih rendah antara harga pasar dan harga pokok.
Metode – metode Perhitungan Persediaan
Untuk menghitung
harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir dari suatu perusahaan
ada empat metode yang diperbolehkan SAK yaitu
1.
Harga Pokok Spesifik.
Metode
ini dipakai untuk persediaan yang dapat diidentifikasikan secara individual,
missal mobil, sepeda motor dan televisi.
2.
Rata – rata Tertimbang
Dalam
metode ini nilai persediaan ditetapkan berdasarkan rata-rata tertimbang dari
seluruh barang yang ada baik persediaan awal maupun pembelian dan yang
dijadikan penimbang adalah kuantitas barang yang dibeli.
3.
Masuk Pertama Keluar Partama.
Metode ini mengaggap bahwa biaya mengalir
seperti suatu barisan yang pertama masuk pertama pula keluar, sehingga
persediaan akhir dalam metode ini mempunyai harga sama dengan pembelian
terakhir.
4.
Masuk Terakhir Keluar Pertama
Dalam
metode ini diasumsikan bahwa barang yang masuk terakhir aliran biayanya akan
keluar pertama, sehingga persediaan akhir adalah barang – barang yang tersedia
awal periode.
Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas untuk metode – metode tersebut, berikut
ini diberikan contoh mengenai persediaan dan pembelian – pembelian suatu
perusahaan selama bulan Januari :
1
Januari
12 Januari
16 Januari
26 Januari
29 Januari
30 Januari
|
Persediaan
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Persed
Akhir
|
200 U
400 U
(500 U)
300 U
(200 U)
100 U
300 U
|
@ Rp
2.500,-
@ Rp
2.750,-
@ Rp
2.700,-
@ Rp
3.000,-
|
Rp 500.000,-
Rp
1.100.000,-
Rp 810.000,-
Rp 300.000,-
Rp
2.710.000,-
|
A. Pencatatan Secara Fisik
1. Rata – Rata Tertimbang
Rata rata
Tertimbang = 500.000 + 1.100.000 + 810.000 + 300.000
200
+ 400 + 300 + 100
= 2.710.000 = Rp
2.710,-
1.000
Persediaan Akhir =
300 U @ Rp 2.710,- = Rp 813.000,-
2. Masuk Pertama Keluar Pertama
Persediaan Akhir =
100 U @ Rp 3.000,- = Rp 300.000,-
200 U @ Rp 2.700,- = Rp
540.000,-
Rp 840.000,-
3. Masuk Terakhir Keluar
Pertama
Persediaa Akhir =
200 U @ Rp 2.500,- = Rp 500.000,-
100 U @ Rp 2.750,- = Rp 275.000,- Rp775.000.-
B. Pencatatan
Secara Perpetual
Pencatatan
dengan metode ini persediaan dicatat dalam sebuah buku yang dinamakan buku
pembantu persediaan atau kartu sediaan. Jadi
setiap terjadi transaksi yang berhubungan dengan persediaan selalu dicatat
dalan sebuah buku yaitu kartu persediaan.
Metode ini menggunakan metode
perhitungan dengan FIFO, LIFO maupun Rata-rata bergerak.
a. FIFO
b. LIFO
c. Rata-Rata
Latihan Soal
Dari kartu
Sediaan baramg diketahui sebagai berikut :
- Saldo 30
April 2004 3.500
Unit @ Rp 6.150,-
- Pembelian Bulan Mei :
Tanggal 2 4.000
Unit @ Rp 6.300,-
Tanggal 12 2.000
Unit @ Rp 6.600,-
Tanggal 24 1.000
Unit @ Rp 6.450,-
·
Penjualan Bulan Meit
·
Tanggal 3 i 3.750
Unit @ Rp 9.600,-
Tanggal 18 2.500
Unit @ Rp 9.800,-
Tanggal 29 1.500
Unit @ Rp 10.000,-
Retur 100u dr pemb tanggal 12
1. Hitunglah saldo Sediaan Akhir pada bulan
Mei dengan menggunakan metode :
- FIFO, LIFO dan rata-rata baik fisik maupun perpetual
2. Hitunglah Laba bersih jika sediaan akhir
dihitung dengan mengunakan FIFO
BAB IV
ASET TETAP
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat melakukan pencatatan untuk Aset
Tetap dan Depresiasi Aset Tetep sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Menidentifikasikan elemen-elemen biaya dalam aset tetap.
2.
Menerangkan dasar dasar depresiasi
3.
Menghitung depresiasi dengan menggunakan empat metode yaitu
metode garis lurus, jumlah unit produksi, saldo menurun berganda dan jumlah
angka-angka tahun
4.
Mengidentifikasikan metode depresiasi yang terbaik untuk
perhitungan pajak.
BAB IV
ASET TETAP
Pengertian Aset Tetap
Aset tetap
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau tujuan
administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
akuntansi. (PSAK No 16)
Biaya Perolehan (Cost) Dari Aset
Jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh sebuah aset pada saat perolehan
atau konstruksi.
Komponen Biaya
Perolehan Aset :
1.
Harga perolehan meliputi bea impor dan pajak pembelian
2.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
meliputi biaya imbalan kerja, biaya penyiapan lahan, biaya penyerahan awal,
biaya perakitan, biaya uji coba dan komisi profesional.
3. estimasi awal biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan dalam
:
1.
Tanah
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah terdiri dari harga beli,
komisi untuk maklar, biaya notaris dan biaya-biaya lainnya.
2.
Bangunan
Biaya untuk mendirikan bangunan terdiri
dari biaya ijin bangunan, biaya arsitek, biaya kontraktor. Jika membeli
bangunan yang sudah jadi terdiri dari harga beli, PPN, komisi dan pajak-pajak
lain.
3.
Mesin-mesin dan Peralatan lain
Biaya pembelian terdiri dari harga beli, biaya pemasangan, biaya
transportasi sampai mesin / peralatan tersebut siap untuk digunakan.
4.
Perbaikan tanah.
Meliputi biaya pembuatan pagar, biaya pembuatan jalan, parkir.
Masalah
Khusus dalam Penentuan Biaya Perolehan
Pembelian dalam
satu paket (Lump Sum) : Pembelian beberapa jenis aset tetap yang dibeli secara
bersama-sama dalam satu transaksi.
Contoh : PT. Sinergi pada tanggal
10 Mei 2001 membeli sebuah pabrik yang terdiri dari gedung, tanah dan mesin
seharga Rp 120.000.000,-. Harga
pasar masing-masing aset : Gedung Rp 30.000.000,-Tanah Rp 100.000.000,- dan
mesin Rp 20.000.000,-
Jenis
|
Hg. Pasar
|
%
Hg Pasar
|
% X Hg Beli
|
Alokasi Hg Beli
|
Tanah
Gedung
Mesin
|
Rp100.000.000,-
Rp 30.000.000,-
Rp
20.000.000,-
|
66,67%
20 %
13,33%
|
66,67%X120.000.000
20 % X 120.000.000
13,33%X
120.000.000
|
Rp80.000.000,-
Rp24.000.000,-
Rp16.000.000,-
|
|
Rp150.000.000
|
100 %
|
|
Rp120.000.000
|
Jurnal 10 Mei
2001
Tanah Rp 80.000.000,-
Gedung Rp 24.000.000,-
Mesin Rp 16.000.000,-
Kas Rp
120.000.000,-
Depresiasi Aset Tetap
Depresiasi /Depresiasi adalah proses mengalokasikan harga perolehan dari aset
tetap menjadi beban pada suatu periode.
Pengukuran Depresiasi.
1.
Biaya perolehan
Jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh sebuah aset pada saat perolehan
atau konstruksi.
2.
Perkiraan umur kegunaan / ekonomis
Periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan
aset tersebut. Umur kegunaan ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit
produksi, jumlah kilometer yang ditempuh dan ukuran-ukuran lain.
3.
Perkiraan nilai sisa / residu
Nilai
kas yang diharapkan dari aset tersebut pada akhir masa kegunaannya.
Metode Depresiasi
1.
Metode garis lurus.
2.
Metode jumlah unit produksi
3.
Metode saldo menurun berganda
4.
Metode jumlah angka-angka tahun
Metode garis lurus
Perusahaan akan mencatat
beban depresiasi ditetapkan sama untuk
setiap periode.
Depresiasi pertahun = HP - NS
Umur Kegunaan
Contoh :
Harga perolehan Mesin Rp 41.000.000,-
Perkiraan nilai sisa Rp 1.000.000,-
Hg Perolehan yg Didepresiasikan Rp 40.000.000,-
Perkiraan umur mesin 5 tahun
Jumlah unit produksi 100.000 U
Depresiasi per tahun = Rp 41.000.000,- - Rp
1.000.000,-
5
tahun
= Rp 8.000.000,-
Jurnal : Biaya Depresiasi Mesin Rp 8.000.000
Akumulasi
Dep. Mesin Rp 8.000.000,-
Metode Jumlah Unit Produksi
Suatu jumlah tertentu (yang
tetap) dibebankan pada setiap unit produksi yang dihasilkan oleh aset tetap
yang digunakan.
Menghitung taksiran jumlah unit yang dihasilkan selama masa kegunaan A.T.
Depresiasi per unit = HP
- NS
Unit Produksi selama umur kegunaan
= Rp 41.000.000,- - Rp
1.000.000,-
100.000
U
= Rp
400,-
Misal : Th 1 = 20.000 U Th 2 =
30.000 U Th 3 = 25.000 U Th 4 = 15.000 U Th 5 = 10.000 U
Tabel Depresiasi Mesin
Metoda Jumlah Unit Produksi
Perhitungan
|
Akhir
Tahun
|
Th
|
Unit Produksi
|
Dep. per Unit
|
Biaya Dep. Per
Tahun
|
Akumulasi
Depresiasi
|
Nilai Buku
|
1
2
3
4
5
|
20.000
30.000
25.000
15.000
10.000
|
Rp 400,-
Rp 400,-
Rp 400,-
Rp 400,-
Rp 400,-
|
8.000.000
12.000.000
10.000.000
6.000.000
4.000.000
|
8.000.000
20.000.000
30.000.000
36.000.000 .40.000.000
|
41.000.000
33.000.000
21.000.000
11.000.000
.5.000.000
.1.000.000
|
Metode Saldo Menurun Berganda
Merupakan metode depresiasi yang
dipercepat, dimana akan memberikan beban depresiasi yang lebih besar pada periode awal pemakaian aset tetep
tersebut. Metode ini menghitung beban depresiasi perperiode dengan mengalikan
nilai buku aset tetap dengan persentasi tertentu.
1
Tingkat depresiasi per tahun
=
X
2
Umur Kegunaan
Tabel Depresiasi Mesin
Metode Saldo Menurun Berganda
Perhitungan
|
Akhir
Tahun
|
Th
|
H.P Didep.
|
Tarif Dep.
|
Biaya Dep. Per
Tahun
|
Akumulasi
Depresiasi
|
Nilai Buku
|
1
2
3
4
5
|
41.000.000
24.600.000
14.760.000
8.856.000
5.314.000
|
40 %
40 %
40 %
40 %
|
16.400.000
9.840.000
5.904.000
3.542.000 ..4.314.000
|
16.400.000
26.240.000
32.144.000
35.686.000
40.000.000
|
41.000.000
24.600.000
14.760.000
8.856.000
5.314.000
1.000.000
|
Metode Jumlah Angka-Angka Tahun
Metode ini dihitung dengan mengalikan biaya perolehan yang dapat didepresiasi
dengan suatu angka tertentu. Penyebut dari angka ini adalah jumlah dari umur
kegunaan. Misalkan umur kegunaan 5 tahun maka penyebutnya adalah 15 (1+2+3+4+5)
Tabel
Depresiasi Mesin
Metode
Jumlah Angka-Angka Tahun
Perhitungan
|
Akhir
Tahun
|
Th
|
H.P Didep
|
Tarif Dep.
|
Biaya Dep. Per
Tahun
|
Akumulasi
Depresiasi
|
Nilai Buku
|
1
2
3
4
5
|
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
|
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
|
13.333.000
10.667.000
8.000.000
5.333.000
2.667.000
|
13.333.000
24.000.000
32.000.000
37.333.000
40.000.000
|
41.000.000
27.667.000
17.000.000
9.000.000
..3.667.000
1.000.000
|
Bila aset tidak dibeli pada awal tahun
Contoh : Mesin dibeli pada tanggal 1
April 2001, depresiasi tahun pertama adalah Rp 13.333.000,-
Biaya Depresiasi
2001 9/12 X Rp 13.333.000,- =
Rp 9.999.750,-
2002 3/12 X Rp 13.333.000,- =
Rp 3.333.250,-
9/12
X Rp 10.667.000,- = Rp
8.000.250,- Rp11.333.500,
Jurnal 31 Desember 2001
Biaya
Depresiasi Mesin Rp 9.999.750,-
Akumulasi
Depresiasi Mesin Rp
9.999.750,-
Perbandingan antar Metode Depresiasi
Tahun
|
Garis Lurus
|
Jumlah Unit
Produksi
|
Depresiasi yg
dipercepat
|
Saldo Menurun.
Berganda
|
Jumlah Angka
-Angka Tahun
|
1
2
3
4
5
|
Rp 8.000.000,-
Rp 8.000.000,-
Rp 8.000.000,-
Rp 8.000.000,-
Rp 8.000.000,-
|
Rp 8.000.000,-
Rp12.000.000,-
Rp10.000.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 4.000.000,-
|
Rp16.400.000
Rp 9.840.000
Rp 5.904.000
Rp 3.542.000
Rp 4.314.000
|
Rp13.333.000,-
Rp10.667.000,-
Rp 8.000.000,-
Rp 5.333.000,-
Rp 2.667.000,-
|
|
Rp40.000.000,-
|
Rp40.000.000,-
|
Rp40.000.000,-
|
Rp40.000.000,-
|
SAK menyarankan perusahaan
memilih metode depresiasi yang dapat memadukan pendapatan dengan beban yang
dikeluarkan perusahaan.
Revisi Atas Depresiasi
Periodik
Apabila faktor fisik atau fungsi
menunjukkan bahwa depresiasi tahunan terlalu
rendah atau tinggi.Waktu
perubahan Depresiasi
1.
Tidak diadakan koreksi atas biaya depresiasi yang telah
dicatat
2.
Biaya depresiasi untuk tahun ini dan tahun-tahun
berikutnya dirubah.
Contoh : PT. Raja memiliki almari dengan harga
perolehan Rp 800.000,-, umur ekonomis 8 tahun (Garis Lurus) tanpa nilai residu.
Jadi depresiasi pertahun Rp
100.000,-. Setelah berjalan 2 tahun , alamari tersebut masih dapat digunakan
selama 10 tahun lagi. Perusahaan perlu memperbaharui biaya depresiasinya.
Nilai Buku A.T :
Perkiraan umur A.T yang baru =
Biaya Dep. Baru
Rp 600.000,- :
10 = Rp 60.000,-
Latihan Soal
Soal 1
PT Indra
Prasta membeli 4 unit mesin dengan harga beli per Unit Rp 30.000.000,- Sebelum
mesin dioperasikan, perusahaan mengeluarkan uang untuk tiap-tiap mesin Rp
1.500.000,- untuk pemasangan dan uji coba mesin, dan Rp 500.000,- penambahan
bagian mesin. PT Indra Prasta memperkirakan mesin tersebut dapat dioperasikan
secara normal selama 6 tahun dan mempunyai nilai residu Rp 7.000.000,- per unit
mesin. Metode depresiasi yang
dipakai adalah jumlah angka-angka tahun. Empat unit mesin tersebut mulai
dioperasikan tanggal 3 Maret 2003.
a.
Hitunglah dan buatlah jurnal untuk mencatat depresiasi
tahun 2003 dan 2004
b.
Bagaimana penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan per
31 Desember 2003 dan 2004
Soal
2
PT Nadia Sejahtera membeli
sebuah mesin dengan harga beli Rp
42.000.000,- Sebelum mesin dioperasikan, perusahaan mengeluarkan uang Rp
1.600.000,- untuk pemasangan dan uji coba mesin, dan Rp 900.000,- penambahan
bagian mesin. PT Nadia Sejahtera
memperkirakan mesin tersebut dapat dioperasikan secara normal selama 6
tahun dan mempunyai nilai residu Rp 14.000.000,-. Metode depresiasi yang
dipakai adalah Saldo Menurun Berganda.
Mesin tersebut mulai dioperasikan tanggal 1 Juni 2005.
1.
Hitunglah dan buatlah jurnal untuk mencatat depresiasi
tahun 2005 dan 2006
2.
Bagaimana penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan per
31 Desember 2005 dan 2006
3.
Hitung dan buatlah jurnalnya jika pada tanggal 5 Maret
2007 mesin tersebut dijual dengan harga
jual Rp 19.000.000,-
BAB V
PENGHENTIAN
ASET TETAP, SUMBER ALAM DAN
ASET TAK
BERWUJUD
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat melakukan pencatatan untuk untuk penghentian aset tetap, sumber alam
dan aset tak berwujud.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Menerangkan akuntansi untuk
penghentian aset tetap yang disebabkan karena penghentian dari pemakainnya,
dijual kepada pihak lain dan ditukar.
2. Menjelaskan masalah akuntansi yang berhubungan dengan
sumber-sumber alam.
3.
Menjelaskan mengenai akuntansi aset
tak berwujud dan amortisasi.
4.
Menjelaskan pelaporan aset tetap,
sumber alam dan aset tak berwujud dalam Laporan Posisi Keuangan.
BAB V
PENGHENTIAN
ASET TETAP, SUMBER ALAM DAN
ASET TAK
BERWUJUD
Penghentian
Aset Tetap
1.
Dihentikan dari pemakaian yaitu aset tetap dijadikan
sebagai barang tidak terpakai lagi.
2. Dijual yaitu aset tetap dijual kepada
pihak lain
3. Ditukar yaitu aset tetap yang lama ditukar
dengan aset tetap yang baru.
Apabila suatu aset tetap akan dihentikan, maka pertama –tama yang harus
ditentukan dahulu adalah nilai buku aset tetap tersebut. Nilai buku adalah
selisih antara harga perolehan aset tersebut dengan akumulasi depresiasi pada
tanggal yang bersangkutan.
A. Penghentian
dari Pemakaian
PT. Citarum
menghentikan pemakaian peralatan kantor yang memiliki dengan harga perolehan Rp 3.200.000. Pada saat dihentikan sudah didepresiasi penuh
(tanpa nilai sisa).
Jurnal Akum.
Dep. Peralatan Kantor Rp 3.200.000,-
Peralatan
Kantor Rp
3.200.000,-
Jika dihentikan dari pemakaian sebelum
didepresiasi penuh, baru didepresiasi
Rp 2.560.000,-
Jurnal Akum.
Dep Peralatan Kantor Rp 2.560.000,-
Rugi
Penghentian A.T. Rp
640.000,-
Peralatan
kantor Rp
3.200.000,-
B. Penjualan Aset Tetap
Apabila suatu
aset tetap dijual, maka nilai buku aset tetap tersebut harus dibandingkan
dengan hasil penjualannya.
Laba
hasil penjualan
> nilai buku
Rugi
hasil penjualan
< nilai buku
Misal : Mesin
dibeli 1 Januari 1995, H.P Rp 60.000.000,-, U.E 6 tahun (depresiasi garis
lurus). Tanggal 1 Juli 1999, mesin tersebut dijual seharga Rp 20.400.000,-.
Menghitung
laba/ rugi penjualan
Harga
Perolehan Mesin Rp
60.000.000,-
Akumulasi
Depresiasi
1/1-95 -
31/12-98 Rp
40.000.000,-
1/1-99 - 30/
6 -99 Rp 5.000.000,- Rp
45.000.000,-
Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 15.000.000,-
Hasil penjualan
Mesin Rp 20.400.000,-
Laba Penjualan Aset
Tetap Rp
5.400.000,-
Jurnal pada saat
penjualan Aset Tetap.
Mencatat
Depresiasi 6 bulan
Biaya Depresiasi Mesin Rp 5.000.000,-
Akum.
Depresiasi Mesin Rp
5.000.000,-
1 Juli 1999 Kas Rp
20.400.000,-
Akumulasi Dep. Mesin Rp 45.000.000,-
Mesin Rp
60.000.000,-
Laba Penjualan A.T Rp 5.400.000,-
C. Pertukaran Aset
Tetap
Perusahaan melakukan
pertukaran aset tetap yang dimiliki dengan aset tetap baru yang lebih efisien.
Jika pertukaran dilakukan maka harus menghapus nilai aset tetap beserta
akumulasi depresiasi yang hendak ditukarkan tersebut.
Jika terjadi
pertukaran aturan yang harus diikuti :
1.
Harga perolehan aset baru adalah nilai tukar (trade in
allowance) ditambah kas yang dibayarkan
2.
Laba / Rugi pertukaran adalah selisih antara nilai
tukar dengan nilai buku yang diserahkan.
1. Pertukaran
aset tetap yang sejenis
Kerugian diakui,
keuntungan tidak boleh diakui. Laba diberlakukan sebagai pengurang dari harga
perolehan aset yang baru.
Contoh :
Tanggal l5 Januari 2002 PT.
Anggela menukar Mesin A dg Mesin B. Hg
Perolehan Mesin A adalah Rp 2.000.000,- U.E 5 tahun tanpa nilai residu , depresiasi
garis lurus. Akumulasi Depresiasi Mesin A pada saat pertukaran Rp
1.600.000,-.Harga Mesin B Rp 2.500.000,- dan dealer mesin tersebut memberikan
nilai tukar untuk mesin A sebesar Rp 300.000,- Jadi PT. Anggela harus membayar kekurangannya sebesar Rp
2.200.000,-
Jurnal 5 Januari 2002
Mesin B Rp
2.500.000,-
Akum. Peny.
Mesin A Rp
1.600.000,-
Rugi Pertukaran A.T Rp 100.000,-
Kas Rp
2.200.000,-
Mesin
A Rp
2.000.000,-
Perhitungannya :
Nilai Tukar Rp 300.000,-
Kas yang dibayarkan Rp 2.200.000,-
Harga Perolehan Mesin B Rp 2.500.000,-
Rugi Pertukaran
Nilai Tukar Rp 300.000,-
Nilai Buku Mesin A
(Rp 2.000.000,- - Rp1.600.000,-) Rp
400.000,-
Rugi Pertukaran Rp 100.000,-
Perlakuan jika diperoleh Laba
Misal : Nilai
tukar yang diberikan dealer Mesin B adalah Rp 600.000,-
Nilai Tukar Rp 600.000,-
Nilai Buku Rp 400.000,-
Laba Pertukaran Rp 200.000,-
Nilai Tukar Rp 600.000,-
Kas yang dibayarkan Rp 1.900.000,-
Harga Perolehan Mesin B Rp 2.500.000.-
(-) Laba Pertukaran Rp
200.000,-
Harga perolehan Mesin B Rp 2.300.000,-
Jurnal 5 Januari 2002
Mesin B Rp
2.300.000,-
Akum. Peny.
Mesin A Rp
1.600.000,-
Mesin A Rp
2.000.000,-
Kas yang dibayarkan Rp
1.900.000,-
2. Pertukaran
Aset Tidak Sejenis
Adalah pertukaran aset tetap yang sifat dan
fungsinya tidak sama, misalkan Mesin ditukar dengan Mebel, Mobil ditukar dengan
Mesin Dll. Laba atau rugi pertukaran harus
diakui.
Laba
Mebel Rp xxx
Akum.
Depresiasi Mesin Rp xxx
Mesin Rp
xxx
Laba
Pertukaran Aset Tetap Rp xxx
Rugi
Mebel Rp xxx
Akum.
Depresiasi Mesin Rp xxx
Rugi
Pertukaran Aset Tetap Rp xxx
Mesin Rp
xxx
Akuntansi Sumber Alam dan Deplesi
Sumber alam meliputi
hasil tambang yang terdapat dalam tanah seperti minyak, timah, batu bara dan
kayu merupakan aset perusahaan khusus. Harga perolehan sumber alam adalah nilai
atau harga pasar aset yang diserahkan atau diperoleh Aset perusahaan yang berupa sumber alam harus
didepresiasikan. Depresiasi tersebut dinamakan diplesi
Jurnal
Beban Deplesi Minyak XXX
Akumulasi
Deplesi Minyak XXX
Akuntansi Untuk Aset Tak Berwujud dan Amortisasi
Aset tidak
berwujud merupakan kelompok aset jangka panjang yang tidak ada wujudnya secara
fisik. Aset ini merupakan suatu hak untuk keuntungan yang dirasakan sekarang
dan masa yang akan datang yang berasal dari paten, merk dagang, waralaba, hak
sewa dan goodwill
Harga
perolehan aset tidak berwujud didebet pada akun Aset , yang kemudian
diamortisasi sebagai beban usaha selama periode umur kegunaan dari aset
tersebut. Amortisasi aset tak berwujud hanya mengenal satu metode yaitu garis
lurus sampai batas waktu maksimum yang diperbolehkan di SAK yaitu 40 tahun.
Beban amortisasi akan langsung mengurangi aset tak berwujud, bukan dikumpulkan
dalam dalam akun akumulasi. Sedangkan nilai residu adalah Nol.
Contoh:
Hak paten adalah suatu hak yang diberikan pemerintah
kepada pemegang paten untuk memproduksi atau menjual suatu penemuan secara
ekslusif selama 17 tahun. Misalnya perusahaan membayar uang sebesar Rp
170.000.000,- untuk membeli hak paten,
dan memperkirakan umur paten 5 tahun, maka beban amortisasi per periode adalah
Rp 34.000.000,-(170.000.000 / 5).
Jurnal :
Mencatat pembelian
hak paten
Paten Rp 170.000.000,-
Kas Rp
170.000.000,-
Mencatat beban
amortisasi
Beban amortisasi paten Rp 34.000.000,-
Paten Rp
34.000.000,-
Penyajian dalam Laporan Keuangan
Pada umumnya Aset tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi aset tak berwujud dilaporkan tersendiri setelah aset tetap.
Aset Tetap
Tambang batu bara
(dikurangi deplesi) Rp
95.000.000,-
Gedung Rp
25.000.000,-
Akumulasi Depresiasi (Rp 5.000.000,-) Rp
20.000.000,-
Total Aset
tetap Rp115.000.000
Aset tak Berwujud
Hak Paten Rp136.000.000,-
Jumlah Rp 251.000.000,-
Latihan Soal
PT
Manunggal Sejahtera membeli 1 unit mesin
dengan harga beli Rp 32.000.000,- Sebelum mesin dioperasikan, perusahaan
mengeluarkan uang Rp 1.500.000,- untuk pemasangan dan uji coba mesin, dan Rp 500.000,-
penambahan bagian mesin. PT Manunggal Sejahtera
memperkirakan mesin tersebut dapat dioperasikan secara normal selama 5
tahun dan mempunyai nilai residu Rp 10.000.000,-. Metode depresiasi yang
dipakai adalah jumlah angka-angka tahun dan saldo menurun berganda. Mesin tersebut mulai dioperasikan
tanggal 1 Agustus 2005.
a.
Hitunglah dan buatlah jurnal untuk mencatat depresiasi
tahun 2005 dan 2006
b.
Bagaimana penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan per
31 Desember 2005 dan 2006
c.
Hitung dan buatlah jurnalnya jika pada tanggal 5 Maret
2007 mesin tersebut dijual dengan harga
jual Rp 15.000.000,-:
d. Hitung dan buatlah jurnalnya jika pada
tanggal 5 Maret 2007 mesin tersebut ditukar dengan nilai tukar
Rp 12.000.000,-:
BAB VI
INVESTASI JANGKA PENDEK
Tujuan Pengajaran
:
Setelah
mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.
Mengetahui bentuk – bentuk investasi jangka pendek
2.
Mencatat investasi jangka pendek dengan menggunakan metode
pelaporan pada nilai yang terendah antara harga pokok dan harga pasar.
Ringkasan :
Investasi jangka
pendek dilakukan dengan berbagai bentuk surat
berharga obligasi, saham, SBPU dan sertifikat Bank. Dalam bab ini dijelaskan
pencatatan bentuk – bentuk investasi
jangka pendek yaitu pada saat pembelian surat – surat berharga dan penjualan
kembali surat –surat berharga tersebut serta penilaian surat – surat
berharga dalam Laporan Posisi
Keuangan yang dilakukan dengan harga pokok dan
yang lebih rendah antara harga pokok dan harga pasar.
Investasi jangka
pendek atau investasi sementara
dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan sebagai aktiva lancar, apabila
sekuritas tersebut mudah diperdagangkan dan
untuk jangka waktu yang relatif pendek.
Investasi Jangka
Pendek dilakukan dalam bentuk :
1.
Surat
berharga ( Obligasi, Saham dan SBPU)
2.
Sertifikat Bank
Sifat-sifat
investasi jangka pendek
1.
Dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan dana kas yang
menganggur.
2.
Dapat dijual setiap saat
3.
Mampu menghasilkan laba
4.
Mempunyai harga pasar yang relatif stabil
5.
Jangka waktu penanaman adalah jangka pendek
SURAT BERHARGA OBLIGASI
Dilakukan dengan cara membeli surat obligasi
perusahaan. Harga Perolehan obligasi adalah harga kurs ditambah dengan
biaya-biaya pembelian (provisi, komisi dan materai).
Contoh : Tanggal
1 Agustus 2000dibeli 10 lembar obligasi PT. Annie, nominal Rp 50.000,- dengan
kurs 101, bunga 12 % pertahun dibayar tanggal 1 Mei dan 1 November. Biaya
provisi dan materai Rp 5.000,- Tanggal 1 Desember 2000 seluruh obligasi
tersebut dijual dengan kurs 102, biaya penjualan Rp 3.000,-
Pembelian obligasi
1/8 Surat
Berharga- Obligasi Rp
510.000,-
Pendapatan bunga Rp 15.000,-
Kas Rp
525.000,-
Penerimaan Bunga
1/11 Kas RP 30.000,-
Pendapatan Bunga Rp 30.000,-Penjualan obligasi
1/12 Kas Rp
512.000,-
Rugi Penj. Surat Berharga Rp
3.000,-
Surat Berharga-Obligasi Rp
510.000,-
Pendapatan Bunga Rp 5.000,-
Perhitungan
Pembelian Obligasi :
Harga Perolehan
obligasi:
Harga Kurs 101/100 x Rp 500.000,- Rp 505.000,-
Provisi dan
Materai Rp 5.000,-
Rp 510.000,-
Bunga Berjalan (3 Bulan) :
3/12 x 12 % x Rp 500.000,- = Rp
15.000,-
Pembayaran Bunga 6 bulan : 1/5-1/11
6/12 x 12 % x Rp 500.000,- = Rp
30.000,-
Penjualan Obligasi :
Harga Kurs 102/100 x Rp
500.000,- = Rp 510.000,-
Biaya Penjualan Rp 3.000,-
Harga Jual Rp 507.000,-
Bunga berjalan 1 bulan (1/11 –
1/12) : 1/12 x 12 % x Rp 500.000,- = Rp 5.000,-
Pengakuan Laba/Rugi Penjualan
Obligasi :
Harga Jual Rp 507.000,-
Harga Perolehan Rp 510.000,-
Rugi Rp
3.000,-
SURAT
BERHARGA – SAHAM
Pembelian saham
dicatat sebesar harga perolehan yaitu harga kurs ditambah biaya-biaya yang
menyertainnya.
Contoh : Tanggal
1 Agustus 2000, dibeli 100 lembar saham preferen 14 % dari PT. Diyan, nominal
Rp 10.000,- perlembar dengan kurs 104. Provisi dan materai Rp 5.000,-. Deviden
dibayarkan setiap akhr tahun.. Tanggal 15 Februari 2001 dijual kembali dengan kurs 108 dan biaya
penjualan Rp 4.000,-
Pembelian saham
1/8 Surat
Berharga- Saham Rp 1.045.000,-
Kas Rp
1.045.000,-
Penerimaan
Deviden
31/12 Kas Rp 140.000,-
Pendapatan bunga Rp 140.000,-
( 14 % x Rp
100.000,- = Rp 140.000,-)
Penjualan Saham
15/2 Kas Rp
1.076.000,-
Surat Berharga-Saham Rp 1.045.000,-
Laba Penj. Surat Berharga Rp 31.000,-
SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU)
Surat berharga jangka pendek yang diperjual
belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia / lembaga keuangan yang
ditunjuk Bank Indonesia.
SBPU berupa surat
aksep / wesel
yang ditarik oleh Bank dalam rangka pinjaman antar Bank.
Harga Perolehan
SBPU : Jumlah pengeluaran perusahaan untuk membeli SBPU meliputi nilai diskonto
dan biaya biaya yang menyertai pembelian SBPU.
Nilai Diskonto :
Nilai
Nominal x 360
360 + ( Tingkat
bunga x Jumlah hari)
Contoh : 1 Januari 2000, PT. Mars membeli SBPU dari
PT.”Y” dengan kreteria :
Nilai nominal Rp 100.000.000,-, Tingkat diskonto 15 % Periode 1 jan – 31
Maret 2000
N.D.
=
Rp 100.000.000,- x
360
360 + (0.15 x 90)
=
Rp 96.385.543,16
PT. Mars 1
Januari 2000
Surat Berharga Rp 96.385.542,16
Kas Rp
96.385.542,16
Tanggal 31 Maret
2000
Kas Rp
100.000.000,-
Surat Berharga Rp 96.385.542,16
Pendapatan bunga Rp 3.614.457.84
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
(SBI)
Adalah deposito
berjamgka yang dapat diperjual belikan setiap saat perusahaan investor
membutuhkan dana. Keuntungan investor adalah diskonto (bunga yang dibayarkan
dimuka oleh bank)
Contoh : PT.
Agung membeli SBI nilai nominal Rp 50.000.000,- Tingkat bunga 15 %, Jangka
waktu 2 bulan.
Harga Perolehan
SBI = Rp 50.000.000 -
(2/12 x 0.15 x Rp 50.000.000,-)
= Rp 48.750.000,-
Surat berharga Rp 48.750.000,-
Kas Rp
48.750.000,-
PENILAIAN SURAT
BERHARGA
Ada 2 penilaian surat berharga dalam Laporan Posisi Keuangan
1.
Harga Perolehan (Cost)
2.
Nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan
harga pasar.
Contoh penilaian
surat berharga
dengan nilai yang lebih rendah antara harga prolehan dengan harga pasar.
|
Hg Perolehan
|
Hg Pasar
|
Hg.perolehan/
Hg Pasar
|
10 lb saham
PT.A
5 lb obligasi
PT. B
1lb obligasi
PT.C
|
Rp 50.000,-
Rp 75.000,-
Rp 20.000,-
|
Rp 45.000,-
Rp 80.000,-
Rp 10.000,-
|
Rp 45.000,-
Rp 75.000,-
Rp 10.000,-
|
|
Rp145.000,-
|
Rp 135.000,-
|
Rp 130.000,-
|
1.
Diterapkan secara individual
- Jurnal 31 Desember 2000
Rugi penurunan nilai S.B Rp
15.000,-
Cad. Penurunan Nilai S.B.S.
PT. A Rp 5.000,-
Cad. Penurunan Nilai S.B.O.
PT. C Rp
10.000,-
b. Penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan
Surat-surat berharga :
Saham PT. A Rp
50.000,-
Cad. Penurunan Nilai Rp 5.000,- Rp 45.000,-
Obligasi PT. B Rp 75.000,-
Obligasi PT.C Rp
20.000
Cad. Penurunan Nilai Rp
10.000,- Rp 10.000,-
Rp130.000,-
2. Diterapkan secara keseluruhan
- Jurnal 31 Desember 2000
Rugi
Penurunan Nilai S.B Rp 10.000,-
Cad. Penurunan Nilai S.B. Rp 10.000,-
- Penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan
Surat Berharga Rp 145.000,-
Cad.
Penurunan Nilai S.B. Rp 10.000,-
Rp
135.000,-
BAB VI
UTANG JANGKA PENDEK
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat melakukan pencatatan untuk untuk
hutang jangka pendek meliputi utang
jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui, utang jangka pendek yang
jumlahnya belum dapat ditetapkan dan utang- utang bersyarat.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengidentifikasikan jenis jenis utang jangka pendek.
- Menghitung dan menaksir utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditentukan.
- Melakukan
pencatatan untuk utang jangka pendek.
BAB VI
AKUNTANSI
UTANG JANGKA PENDEK
Suatu kewajiban
akan dikelompokan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan
dilakukan dengan menggunakan sumber – sumber aset lancar atau dengan
menimbulkan utang jangka pendek yang baru
Utang jangka pendek dibagi menjadi 3
bagian :
- Utang
jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui
- Utang
jangka pendek yang jumlahnya belum ditetapkan.
- Utang
bersyarat
Utang Jangka Pendek yang sudah Pasti
Jika memenuhi
syarat :
- Kewajiban membayar sudah pasti
- Jumlah yang harus dibayar sudah pasti
Contoh :
- Utang Dagang
- Utang
Jangka Panjang yang jatuh tempo periode ini
- Utang Deviden
- Uang Muka
dan jaminan yang dapat diminta kembali
- Dana yang dikumpulkan pihak ke 3
- Utang Biaya
- Pendapatan diterima dimuka.
Dana yang dikumpulkan pihak ke
3
Perusahaan kadang- kadang menjadi
phak yang mengupulkan uang dari langganan / pegawai yang nantinya akan
diserahkan pada pihak lain.
Contoh : Setiap
membayar gaji pegawai dipotong 5 %
sebagai pajak penghasilan pegawai yang nantinya akan disetor ke kas negara.
Gaji dan Upah Rp 1.200.000
Utang
PPh Rp 60.000.-
Kas Rp
1.140.000,-
Penjualan
bulan maret 2001 sebesar Rp 22.000.000,- termasuk PPN sebesar 10 %
Perhitungan PPN 10 / 110 X 22.000.000,- = Rp
2.000.000,-
Kas Rp
22.000.000,-
Penjualan Rp 20.000.000,-
Utang
PPN Rp 2.000.000,-
Taksiran
Utang / Utang yang Jumlahnya Belum Ditetapkan
- Taksiran untuk pajak penghasilan
Pajak ditaksir dengan cara
mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba.Debet rekening Pajak
Penghasilan dan kredit Utang PPh
- Taksiran utang hadiah yang beredar
Hadiah merupakan biaya untuk periode dimana
penjualan barang – barang tersebut terjadi. Apabila pengambilan hadiah
melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebet Biaya
hadiah dan menkredit Utang hadiah beredar.
- Taksiran Utang Garansi
Jika barang – barang yang
dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan perbaikan maka pada akhir
periode dihitung taksiran –taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai
akibat garansi tersebut. Contoh :
Jan – Des 2001
Penjualan
1.500 set televisi
@ Rp
1.000.000,-
31 Des 2001
Taksiran biaya garansi
1.500 X Rp 50.000 = Rp 75.000.000,-
Selama Tahun 2002
Biaya perbaikan yg terjadi
Rp 20.000.000
termasuk spare part, gaji dll
|
Piutang
Rp 1.500.000.000,-
Penjualan Rp 1.500.000.000,-
Bi Garansi Rp 75.000.000
Tak. Utg grs Rp 75.000.000,-
Tak Utg Grs Rp 20.000.000,-
Kas/ Pers sk cad Rp 20.000.000,-
|
Utang - Utang Bersyarat
Merupakan utang
- utang yang sampai pada tanggal Laporan Posisi Keuangan masih belum pasti
apakah akan menjadi kewajiban atau tidak.
Contoh :
- Piutang Wesel didiskontokan
- Tambahan
pajak yang belum jelas kepastiannya
- Jaminan terhadap perusahaan anak
Utang bersyarat dalam Laporan
Posisi Keuangan ditunjukan dengan catatan kaki atau dilaporkan dalam judul
tersendiri.
BAB VII
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah
menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat menyusun laporan keuangan untuk
perusahaan manufaktur.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari bab ini
mahasiswa diharapkan dapat :
- Menjelaskan
perbedaan pokok antara laporan keuangan perusahaan dagang dan manufaktur
- Menjelaskan rekening-rekening khusus dalam perusahaan
manufaktur
- Menyusun laporan harga pokok produksi dan laporan
keuangan yang lain
- Membuat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
perusahaan manufaktur.
- Membuat
kertas Kerja atau Laporan Posisi Keuangan lajur perusahaan manufaktur.
- Menyusun
laporan keuangan perusahaan manufaktur.
BAB VI
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Operasi
perusahaan manufaktur adalah membuat sendiri barang yang akan dijual . Dalam
perusahaan manufaktur penentuan harga pokok penjualan yang akan diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui
beberapa tahap. Perusahaan manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang akan
dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan
biaya produksi lain untuk mementukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.
Harga pokok
Penjualan Perusahaan Manufactur :
Perusahaan Manufaktur
|
Perusahaan Dagang
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Pesed. Awal Brg Jadi
Hg Pokok
Produksi
Brg Tesed.Utk Dijual
Persed. Akhir Brg Jadi
Hg Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasi :
Administrasi dan Umum
Pemasaran
Laba Bersih
|
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx -
xxx –
xxx
xxx
xxx +
xxx –
xxx
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Pesed. (Awal) Brg dag
Pembelian
Brg TUD
Persed. (Akhir) Brg dag
Hg Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasi :
Administrasi dan Umum
Pemasaran
Laba Bersih
|
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx -
xxx –
xxx
xxx
xxx +
xxx –
xxx
|
|
|
|
|
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi dihitung
dengan cara sebagai berikut :
Persediaan Produk dalam Proses
(Awal) Rpxxxx
Pemakaian Bahan Baku
:
Persediaan Bahan Baku (Awal) Rpxxxx
Pembelian Bahan Baku Rpxxxx
Biaya Angkut Pembelian Rpxxxx
+
Rpxxxx
Retur Pembelian Rpxxxx
Potongan Pembelian Rpxxxx
-
Pembelian
Bahan Baku
Bersih Rpxxxx
+
Bahan Baku yang tersedia
Diproduksi Rpxxxx
Persediaan Bahan Baku (Akhir) Rpxxxx
-
Biaya Bahan Baku
(yang dipakai) Rpxxxx
Ditambah :
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rpxxxx
Biaya Overhead Pabrik Rpxxxx
Biaya Produksi Rpxxxx
Persediaan Produk dalam Proses Akhir Periode (Rpxxxx)
HARGA POKOK PRODUKSI Rpxxxx
Persediaan
Produk dalam Proses Awal Periode : adalah produk dalam penyelesaian
yang terdapat pada awal periode akuntansi, nilainya diperhitungkan untuk
menambah biaya produksi yang terjadi pada periode tersebut.
Biaya produksi
terdiri dari :
Biaya Bahan Baku : adalah bahan baku yang dipergunakan dalam produksi pada
periode yang bersangkutan. Untuk menghitung biaya bahan baku
atau bahan baku yang dipergunakan di dalam
proses produksi, adalah sebagai berikut : persediaan bahan baku
awal periode ditambah pembelian bersih (lihat perhitungan tersebut di atas)
dikurangi persediaan bahan baku
akhir periode.
Biaya Tenaga Kerja
Langsung :
adalah gaji atau upah dari tenaga kerja atau pekerja yang jasanya dapat
diperhitungkan langsung dengan produk yang dihasilkan.
Sedangkan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara tidak langsung
terlibat dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai. Biaya
tersebut harus dipisahkan dengan biaya tenaga kerja langsung (Upah Langsung).
Biaya Overhead
Pabrik : adalah
semua jenis biaya, kecuali biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, yang diperlukan dalam produksi. Misalnya :
biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, depresiasi
mesin produksi, depresiasi bangunan pabrik dan sebagainya.
Persediaan Produk dalam Proses akhir
periode : adalah nilai produk dalam proses pada akhir periode akuntansi
diperhitungkan sebagai pengurang dari jumlah nilai persediaan produk dalam
proses awal dan biaya produksi.
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
1. Laporan Posisi Keuangan
PT ANDROMEDA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Periode 31 Desember 2007
ASET
Aset Lancar
Kas Rp
120.000,00
Piutang Dagang Rp200.000,00
Cad.Ker.Piutang (5.000,00)
195.000,00
Persediaan :
Produk selesai Rp85.500,00
Produk dalam Proses 60.000,00
Bahan Baku 45.000,00
190.000,00
Persekot Asuransi 1.500,00
Jumlah Aset Lancar Rp506.500,00
Aset Tetap
Tanah 50.000,00
Bangunan Rp350.000,00
Akum.Peny.
Banguna (77.500,00)
272.500,00
Mesin-mesin Rp300.000,00
Akum.Peny.Mesin (105.000,00)
195.000,00
Perabot Rp25.000,00
Akum.Peny.
Perabot (11.250,00)
13.750,00
Jumlah Aset
Tetap Rp 531.250,00
Total Aset Tetap Rp
1.037.750,00
|
Kewajiban & Modal
Kewajiban
Utang
Dagang Rp 114.000,00
Utang
Gaji
27.500,00
Utang Bunga 6.375,00
Jumlah
Utang Rp 147.875,00
Modal
Modal
saham Rp 500.000,00
Laba
yang ditahan 389.875,00
Jumlah Modal Rp 889.875,00
Total K
& M Rp1.037.750,00
|
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi dari perusahaan manufaktur berikut
lampirannya
PT ANDROMEDA
Laporan Perhitungan
Laba-Rugi
Periode 31 Desember 2007
Penjualan Kotor Rp1.500.000,00
Dikurangi :
Retur Penjualan Rp10.000,00
Potongan Penjualan 12.500,00
(22.500,00)
Penjualan Bersih Rp1.477.500,00
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Produk Selesai (Awal) Rp
100.000,00
Harga Pokok Produksi (Lampiran I) 1.047.62,00
Rp1.147.625,00
Persediaan Produk Selesai (Akhir)
(85.000,00)
(1.062.625,00)
Laba Kotor Penjualan Rp
414.875,00
Biaya Operasi
Biaya Penjualan
- Gaji Rp101.800,00
- Komisi 40.750,00
- Iklan 45.000,00
Depresiasi
- Bangunan 500,00
- Perabot
1.000,00
- Lainnya
6.000,00
Jumlah Biaya Penjualan Rp195.000,00
Biaya Administrasi
- Gaji Rp110.200,00
- Supplies
10.250,00
- Depresiasi :
- Bangunan 1.500,00
- Perabot 2.750,00
- Lainnya 5.000,00
Jumlah Biaya Administrasi
Rp129.700,00
Total Biaya Operasi (324.750,00)
Laba Bersih sebelum Pajak Rp
90.125,00
Pajak (27.500,00)
Laba Bersih
setelah Pajak Rp
62.625,00
Lampiran 1
PT ANTROMEDA
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember
2007
Bahan Baku
Persediaan BB (Awal) Rp
60.000,00
Pembelian Rp437.000,00
Retur Pembelian Rp2.500,00
Potongan
Pembelian 6.000,00
(8.500,00)
Pembelian Bersih Rp428.500,00
B iaya angkut Pembelian 4.375,00
432.875,00
Total Persediaan dan Pembelian Rp
492.875,00
Persediaan BB (Akhir)
(45.000,00)
Pemakaian Bahan Baku dlm Proses Produksi Rp
447.875,00
Biaya Tenaga Kerja
Langsung 331.275,00
Biaya Overhead Pabrik
:
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp96.625,00
- Biaya
Pemeliharaan Mesin 33.975,00
- Depresiasi :
- Bangunan 16.000,00
- Mesin 30.000,00
- Supplies Pabrik 27.000,00
- Lainnya 17.250,00
Rp220.850,00
Total Biaya Produksi Rp1.000.000,00
Persediaan
Produk dalam Proses (Awal) 107.625,00
Rp1.107.625,00
Persediaan
Produk dalam Proses (Akhir) (60.000,00)
Harga Pokok Produksi Rp1.047.625,00
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Produk Selesai (Awal) Rp
400.000,00
Harga Pokok Produksi (Lampiran I)
1.010.000,00
Rp 1.410.000,00
Persediaan Produk Selesai (Akhir)
( 150.000,00)
Harga Pokok Penjualan Rp
1.260.000,00
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2007
Bahan
Baku
Persediaan BB (Awal) Rp
100.000,00
Pembelian Rp500.000,00
Retur
Pembelian (Rp25.000,00)
Pembelian Bersih Rp475.000,00
B iaya angkut Pembelian 10.000,00
485.000,00
Total Persediaan dan Pembelian Rp
585.000,00
Persediaan BB (Akhir) (135.000,00)
Pemakaian Bahan Baku dlm Proses Produksi
Rp 450.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 250.000,00
Biaya Overhead Pabrik :
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp100.000,00
- Biaya Listrik Pabrik 35.000,00
- Depresiasi :
- Gedung 75.000,00
- Mesin 60.000,00
- Supplies Pabrik 90.000,00
Total BOP Rp
360.000,00
Total Biaya Produksi Rp1.060.000,00
Persediaan Produk dalam Proses (Awal) Rp
150.00,00
Persediaan Produk
dalam Proses (Akhir) (200.000,00)
Harga Pokok Produksi Rp1.010.000,00
PENCATATAN,
PENGGOLONGAN DAN PERINGKASAN TRANSAKSI
Pada dasarnya proses
pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi keungan pada Perusahaan
Manufaktur tidak jauh berbeda dengan yang terdapat pada Perusahaan Jasa dan
Perusahaan Perdagangan yaitu menggunakan Buku Jurnal dan Buku Besar
Pada Perusahaan Manufaktur rekening-rekening yang dipergunakan relatif
lebih banyak jumlah maupun macamnya
dibandingkan dengan kedua jenis perusahaan lainnya.
Berikut ini akan diberikan contoh proses akuntansi Perusahaan Manufaktur
yang sederhana, terutama untuk transaksi-transaksi yang tidak terdapat pada
Perusahaan Jasa dan Perusahaan Perdagangan.
Daftar Saldo PT ANDROMEDA pada tanggal 1 Januari
2007 Sebagai berikut
Kas (D) Rp 1.200.000,00
Persediaan Bahan Baku (D)
100.000,00
Persediaan Produk dalam Proses (D)
150.000,00
Persediaan Produk Selesai (D)
400.000,00
Gedung Kantor (D)
50.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Kantor (K) 50.000,00
Gedung Pabrik (D)
75.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik (K) 75.000,00
Gedung Toko (D)
25.000.000,00
Mesin Pabrik (D)
60.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Mesin Pabrik (K) 60.000,00
Inventaris
kantor (D) 15.000.000,00
Modal (K)
226.665.000,00
Ikhtisar
transaksi selama tahun 2000 adalah sebagai berikut :
- Pembelian Bahan Baku
Rp500.000,00. Biaya Angkut Pembelian Rp10.000,00. Retur Pembelian Rp25.000,00.
- Pembayaran Gaji : Bagian Penjualan Rp75.000,00.
Bagian Administrasi Umum Rp50.000,00. Bagian Produksi (langsung)
Rp250.000,00 dan (tidak langsung) Rp100.000,00.
- Pembayaran Biaya Listrik : Toko Rp15.000,00. Kantor
Rp5.000,00. Pabrik Rp35.000,00.
- Pembayaran Supplies Kantor Rp25.000,00. Supplies
Pabrik Rp90.000,00.
- Penjualan produk tunai Rp1.500.000,00. Kredit
Rp500.000,00.
Berdasarkan data tersebut di
atas, jurnal transaksi adalah sebagai berikut :
1.
Pembelian Bahan Baku Rp 500.000,00 -
Biaya Angkut Pembelian 10.000,00 -
Retur Pembelian Rp 25.000,00
Kas 485.000,00
2.
Gaji Bagian Penjualan Rp 75.000,00 -
Gaji Bagian Administrasi Umum 50.000,00 -
Biaya Tenaga Kerja Langsung 250.000,00 -
Biaya
Tenaga Kerja Tidak Langsung 100.000,00 -
K
a s - Rp 475.000,00
3.
Biaya Listrik Toko Rp 15.000,00 -
Biaya Listrik Kantor 5.000,00 -
Biaya
Listrik Pabrik 35.000,00 -
K
a s - Rp 55.000,00
4.
Biaya Supplies Kantor Rp 25.000,00 -
Biaya Supplies Pabrik 90.000,00 -
K a s - Rp 115.000,00
5. K a s Rp 1.500.000,00 -
Piutang Dagang 500.000,00 -
Penjualan - Rp 2.000.000,00
Berdasarkan
jurnal transaksi tersebut di atas, selanjutnya dilakukan posting ke Buku Besar.
Daftar Saldo PT
ANTROMEDA pada tanggal 31 Desember 2007
PT ANDROMEDA
LAPORAN POSISI KEUANGAN SALDO
31 Desember 2007
|
Debit
|
Kredit
|
K a s
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Produk dalam Proses
Persediaan Produk Selesai
Gedung Kantor
Akumulasi Depresiasi Gedung Kantor
Gedung Pabrik
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik
Mesin Pabrik
Akumulasi Depresiasi Mesin Pabrik
Gedung Toko
Inventaris Kantor
Pembelian Bahan Baku
Biaya Angkut Pembelian
Retur Pembelian
Gaji Bagian Penjualan
Gaji Bagian Administrasi Umum
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya Listrik Toko
Biaya Listrik Kantor
Biaya Listrik Pabrik
Biaya Supplies
Kantor
Biaya Supplies Pabrik
Piutang Dagang
Penjualan
Modal
|
Rp
1.570.000,00
100.000,00
150.000,00
400.000,00
50.000.000,00
75.000.000,00
60.000.000,00
25.000.000,00
15.000.000,00
500.000,00
10.000,00
75.000,00
50.000,00
250.000,00
100.000,00
15.000,00
5.000,00
35.000,00
25.000,00
90.000,00
500.000,00
|
Rp
50.000,00
75.000,00
60.000,00
25.000,00
Rp
2.000.000,00
Rp226.665.000,00
|
Jumlah
|
Rp 228.875.000,00
|
Rp228.875.000,00
|
Keterangan untuk penyesuaian 31
Desember 2007
1.
Depresiasi Gedung per tahun :
Toko Rp 25.000,00
Kantor 50.000,00
Pabrik 75.000,00
2. Depresiasi
Inventaris Kantor setahun Rp15.000,00
3.
Depresiasi Mesin Pabrik Rp60.000,00
4. Persediaan
Bahan Baku Rp 135.000,00
5.
Persediaan
Produk dalam Proses Rp200.000,00
6. Persediaan
Produk Selesai Rp 150.000,00
JURNAL PENYESUAIAN
Pada perusahaan Jasa dan
Perusahaan Perdagangan telah dibahas mengenai jurnal penyesuaian. Demikian pula
pada Perusahaan Manufaktur diperlukan penyesuaian terhadap saldo-saldo rekening
tertentu, antara lain yaitu : pembebanan depresiasi aset tetap, penaksiran
kerugian piutang, pengakuan utang biaya, pengakuan piutang pendapatan,
penyesuaian terhadap persekot biaya dan pendapatan yang diterima di muka. Di
samping hal-hal tersebut pada Perusahaan Manufaktur terdapat pula saldo
rekening yang memerlukan jurnal penyesuaian, yaitu : Biaya Overhead Pabrik,
Persediaan Bahan Baku, Persediaan Produk dalam Proses dan Pembebanan Harga
Pokok Penjualan sebagaimana yang terdapat pada Perusahaan Perdagangan.
Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas mengenai Jurnal Penyesuaian pada Perusahaan
Manufaktur, sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut di atas maka jurnal penyesuaian yang dibuat
oleh PT ANDROMEDA pada tanggal 31
Desember 2007 adalah sebagai berikut :
1.
Depresiasi Gedung Toko Rp 25.000,00 -
Depresiasi Gedung Kantor 50.000,00 -
Depresiasi
Gedung Pabrik 75.000,00 -
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik - Rp 25.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Kantor - 50.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik - 75.000,00
Keterangan :
Jurnal di atas adalah untuk
membebankan depresiasi gedung tahun 2007.
2. Depresiasi Inventaris Kantor Rp 15.000,00 -
Akumulasi Depresiasi Inventaris
kantor - Rp 15.000,00
Keterangan :
Jurnal pembebanan depresiasi inventaris
kantor tahun 2007.
3.
Depresiasi Mesin Pabrik Rp 60.000,00 -
Akumulasi Depresiasi Mesin Pabrik - Rp 60.000,00
Keterangan
:
Jurnal
untuk membebankan depresiasi mesin pabrik tahun 2007.
4. Persediaan
Bahan Baku Rp 135.000,00 -
Retur
Pembelian 25.000,00 -
Produk dalam Proses-Biaya Bahan Baku 450.000,00 -
Pembelian Bahan Baku -
Rp 500.000,00
Biaya Angkut Pembelian - 10.000,00
Persediaan Bahan Baku - 100.000,00
Keterangan :
Jurnal
untuk mencatat persediaan bahan baku akhir dan
biaya bahan baku atau bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi
tahun 2007.
Di samping
jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya bahan baku, diperlukan pula jurnal penyesuaian
untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sebagai
berikut :
Produk dalam
Proses-BTKL Rp250.000,00 -
Biaya Tenaga Kerja Langsung - Rp250.000,00
Keterangan :
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
tahun 2000.
Produk dalam Proses – BOP Rp 360.000,00 -
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung - Rp 100.000,00
Biaya Listrik Pabrik - 35.000,00
Biaya Supplies Pabrik - 90.000,00
Depresiasi Gedung Pabrik - 75.000,00
Depresiasi Mesin Pabrik - 60.000,00
Keterangan :
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik tahun
2000.
5. Persediaan Produk dalam Proses Rp
200.000,00 -
Harga Pokok Produksi 1.010.000,00 -
Persediaan
Produk dalam Proses - Rp 150.000,00
Produk
dalam Proses-Biaya Bahan Baku - 450.000,00
Produk
dalam Proses-BTKL - 250.000,00
Produk
dalam Proses-BOP - 360.000,00
Keterangan :Jurnal
untuk mencatat persediaan produk dalam proses (akhir) dan harga pokok produksi.
6. Persediaan
Produk Selesai (akhir) Rp 150.000,00 -
Harga Pokok Penjualan 1.260.000,00 -
Persediaan Produk
Selesai (awal) -
Rp 400.000,00
Harga Pokok Produksi - 1.010.000,00
Keterangan :
Jurnal untuk mencatat persediaan produk selesai dan harga pokok
penjualan.
Pada
jurnal penyesuaian tersebut di atas, khususnya jurnal nomor 4, 5, dan 6
merupakan ciri khas jurnal penyesuaian pada Perusahaan Manufaktur yang tidak
terdapat pada Perusahaan Jasa dan Perusahaan Perdagangan. Jurnal tersebut
mencatat pengumpulan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan pada
Perusahaan Manufaktur. Pada contoh tersebut di atas, masing-masing jenis biaya
produksi dibuatkan rekening tersendiri yaitu Produk dalam Proses – Biaya Bahan
Baku, Produk dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Produk dalam Proses
– Biaya Overhead Pabrik. Jika biaya
produksi dicatat dalam suatu rekening, maka dapat dipergunakan rekening
Persediaan Produk dalam Proses.
Bagan rekening untuk penggunaan satu
rekening biaya produksi adalah sebagai berikut : dengan asumsi Persediaan dicatat
dengan menggunakan metode fisik.
LAPORAN
POSISI KEUANGAN LAJUR
Sebagaimana diketahui bahwa Laporan Posisi Keuangan Lajur merupakan
kertas kerja yang dibuat untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan
suatu perusahaan. Cara pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur telah dibahas
secara terinci.
Pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur bagi Perusahaan Manufaktur pada
umumnya sama dengan cara pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur bagi
Perusahaan Jasa dan Perdagangan. Perbedaannya terletak pada jurnal penyesuaian
yang diperlukan bagi ketiga jenis perusahaan tersebut.
Latihan Soal
Daftar Saldo awal Perusahaan Nadia Sejahtera per 1
Desember 2007 :
|
D
|
K
|
Kas
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Produk Dalam
Proses
Persediaan Produk Selesai
Perlengkapan Pabrik
Perlengkapan Kantor
Gedung Pabrik
Akm Peny Gedung
Pabrik
Gedung Kantor
Akm Peny Gedung
Kantor
Peralatan
Produksi
Akm Peny. Pealatan Produksi
Utang Usaha
Modal
|
Rp 15.950.000,-
500.000,-
650.000,-
1.200.000,-
450.000,-
250.000,-
30.000.000,-
26.000.000,-
20.000.000,-
|
Rp 150.000,-
130.000,-
100.000,-
12.000.000,-
82.620.000,-
|
|
Rp 95,000.000,-
|
Rp 95.000.000,-
|
Ringkasan transaksi selama bulan Desember
2007
1.
Pembelian bahan baku sebesar Rp 6.750.000,- dan Biaya Angkut pembelian Rp 200.000.- dibayar
secara tunai .
2.
Potongan pembelian Rp 250.000,-
3.
Retur pembelian BB dari pembelian secara tunai Rp 300.000,-
4.
Dibayar biaya gaji bagian produksi (Langsung) Rp 1.050.000,- (Tidak Langsung) Rp 750.000 dan
bag Administrasi & Umum Rp 550.000,-
5. Dibayar B. Telepon & listrik
Kantor 390.000,- Biaya Listrik pabrik
520.000,- dan biaya lain-lain pabrik 480.000,-
6. Penjualan secara kredit 7.500.000 dan
tunai 6.500.000,- dan
7.
Dibayar biaya angkut penjualan Rp 150.000,-
Informasi penyesuaian per 31 Desember 2007
1. Depresiasi Gedung pabrik Rp 75.000,- dan kantor Rp 65.000,- dan
peralatan produksi Rp 50.000,-
2. Perlengkapan pabik yang sudah dipakai Rp 325.000,- dan perlengkapan kantor
150.000,-
3. Persediaan BB Rp 750.000,- Persediaan
Produk Dalam Proses Rp 425.000,- dan Persediaan Produk Selesai Rp Rp 850.000,-
Catatlah transaksi tersebut dalam : Jurnal
Umum, BB, NS, Jurnal penyesuaian, NSD dan Laporan keuangan (Laporan Laba rugi,
Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Posisi Keuangan )
Pembahasan :
PT Barokah
Lap Laba Rugi
31 Des 2007
Penjualan Rp
100.000.000
Harga Pokok
Penjualan :
Persediaan Produk
jadi (awal) Rp 8.400.000,-
Harga Pokok Produksi
(Lampiran) Rp
62.950.000,-
Produk Jadi
Tersedia utk Dijual Rp
71.350.000,-
Persediaan Produk
Jadi (akhir) (Rp 6.600.000,-)
Harga Pokok Penjualan (Rp
64.750.000,-)
Laba Kotor Penjualan Rp
35.250.000
Biaya Operasional:
Biaya Adm dan Umum
Gaji Bagian
Administrasi Rp 6.600.000,-
Beban Sewa Kantor Rp 1.800.000,-
Beban Depresiasi Kantor Rp 420.000,-
Beban Perlengkapan Kantor Rp 900.000,-
Rp
9.720.000,
Biaya Pemasaran
Gaji Bagian Penjualan Rp
14.100.000,-
Beban Angkut Penjualan Rp 150.000,-
Rp14.250.000
Total Biaya
operasional (Rp23.970.000,)
Laba bersih Rp11.280.000.-
DAFTAR PUSTAKA
IAI, 2007, Standar Akuntansi Keuangan,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Horngren
dan Harrison. 20 05 Akuntansi Di Indonesia, Buku Satu,
Penerbit Salemba Empat . Jakarta
Haryono
Yusuf. 2001, Dasar-dasar
Akuntansi, Jilid Dua, Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta
Mardiasmo, 2000, Akuntansi Keuangan Dasar, Jilid Dua, Penerbit BPFE.
Yogyakatta
Rudianto, 2012. Pengantar
Akuntansi , Penerbit, Erlangga.